28.1.15

Kau Masih Sahabatku?

Hidup bukanlah suatu jalan yang datar dan penuh bunga,
Melainkan terkadang disirami darah dan air mata
Begitulah kata Buya Hamka..
Entah berapa lama kita mengarungi waktu yang sama..
Entah berapa lama kita menghabiskan tawa bersama..
Entah berapa lama kita menangiskan suatu hal bersama..
Entah…. Entahlah…
Seharusnya, tiada ucapan perpisahan dalam persahabatan,
Sekalipun maut memisahkan, rasa di dalamnya selalu tersimpan..
Aku tau, kebersamaan itu sukar dipertahankan.
Aku tau, kelingking ini sukar untuk terus bersama..
Namun, aku juga tau..
Bahwa sahabat adalah orang yang akan selalu menemani,
Tak peduli seberapa sukarnya kebersamaan itu terjaga..
Lalu, bagaimana jika aku berkata “ Dan, sahabatku telah menjadi seorang bangsat “
Seharusnya lagi,
Sahabat bukan seorang yang menusuk dari belakang..
Melainkan seorang yang menampar dari depan..
Di sini aku mencintainya,
Aku tau, aku tak pernah sedikitpun dipandangnya…
Di sini aku menyayanginya,
Aku tau, aku tak pernah sedikitpun mendapat pedulinya..
Di sini, aku sakit..
Sakit karna aku tau itu semua…
Dimana aku meluapkan sakitku?
Hanya padamu wahai sahabatku..
Di mana aku meluapkan emosiku?
Hanya padamu wahai sahabatku..
Tetapi,
Kau harus tau sahabatku…
Sekalipun sakit yang kurasa, aku bahagia.
Ini luka yang manis.. Luka hasil mencintai…
Ahaha, betapa bodohnya bukan?
Namun, luka ini menjadi luka yang pedih dan perih..
Kau menabur garam pada lukaku..
Kau tau aku merasa terluka dan sakit..
Tapi apa kau tau?
Rasa sakitku menjadi lebih sakit ketika kau menyapanya..
Oke, aku masih kuat. Kau sekadar menyapa..

Oh Tidak, rasa sakit ini semakin menjadi,
Luka ini semakin menganga..
Kau lebih dari sekedar menyapa…
Ada apa?
Apakah kau juga mencintainya?
Oh jangan kau jawab..
Aku tak kuasa mendengarnya..
Aku ingin tertawa..
Kurasa kau memang mencintainya..
Tanpa kau jawab..
Mata dan tatapanmu sudah menjawabnya..
Ah, aku tak kuasa..
Tapi tunggu…
Persahabatan lebih dari sekedar percintaan bukan..
Aku tak boleh terpancing.
Aku biarkan kau mencintainya, tapi kau harus mengakuinya terlebih dulu..
Oh!! Mengapa kau tak mengaku?!
Ayolah, apa susahnya?
Heyy!! Mengapa kau semakin menutupi? Aku masih sahabatmu bukan?
Heyy! Mengapa kau mengarang cerita baru padanya?
Heyy!! Mengapa ia tiba-tiba menjauhiku?
Heyy! Rupanya kau yang mengajaknya pergi..
Aku tau cintaku tidak terbalaskan..
Aku sudah terluka karnanya..
Akan tetapi, mengapa ia harus pergi…..
Terlebih pergi karna bujuk rayumu.

Kau sahabatku kan?