Hidup bukanlah suatu jalan yang
datar dan penuh bunga,
Melainkan terkadang disirami
darah dan air mata
Begitulah kata Buya Hamka..
Entah berapa lama kita mengarungi
waktu yang sama..
Entah berapa lama kita
menghabiskan tawa bersama..
Entah berapa lama kita
menangiskan suatu hal bersama..
Entah…. Entahlah…
Seharusnya, tiada ucapan
perpisahan dalam persahabatan,
Sekalipun maut memisahkan, rasa
di dalamnya selalu tersimpan..
Aku tau, kebersamaan itu sukar
dipertahankan.
Aku tau, kelingking ini sukar
untuk terus bersama..
Namun, aku juga tau..
Bahwa sahabat adalah orang yang
akan selalu menemani,
Tak peduli seberapa sukarnya
kebersamaan itu terjaga..
Lalu, bagaimana jika aku berkata “
Dan, sahabatku telah menjadi seorang bangsat “
Seharusnya lagi,
Sahabat bukan seorang yang
menusuk dari belakang..
Melainkan seorang yang menampar
dari depan..
Di sini aku mencintainya,
Aku tau, aku tak pernah
sedikitpun dipandangnya…
Di sini aku menyayanginya,
Aku tau, aku tak pernah
sedikitpun mendapat pedulinya..
Di sini, aku sakit..
Sakit karna aku tau itu semua…
Dimana aku meluapkan sakitku?
Hanya padamu wahai sahabatku..
Di mana aku meluapkan emosiku?
Hanya padamu wahai sahabatku..
Tetapi,
Kau harus tau sahabatku…
Sekalipun sakit yang kurasa, aku
bahagia.
Ini luka yang manis.. Luka hasil
mencintai…
Ahaha, betapa bodohnya bukan?
Namun, luka ini menjadi luka yang
pedih dan perih..
Kau menabur garam pada lukaku..
Kau tau aku merasa terluka dan
sakit..
Tapi apa kau tau?
Rasa sakitku menjadi lebih sakit
ketika kau menyapanya..
Oke, aku masih kuat. Kau sekadar
menyapa..
Oh Tidak, rasa sakit ini semakin
menjadi,
Luka ini semakin menganga..
Kau lebih dari sekedar menyapa…
Ada apa?
Apakah kau juga mencintainya?
Oh jangan kau jawab..
Aku tak kuasa mendengarnya..
Aku ingin tertawa..
Kurasa kau memang mencintainya..
Tanpa kau jawab..
Mata dan tatapanmu sudah
menjawabnya..
Ah, aku tak kuasa..
Tapi tunggu…
Persahabatan lebih dari sekedar
percintaan bukan..
Aku tak boleh terpancing.
Aku biarkan kau mencintainya,
tapi kau harus mengakuinya terlebih dulu..
Oh!! Mengapa kau tak mengaku?!
Ayolah, apa susahnya?
Heyy!! Mengapa kau semakin
menutupi? Aku masih sahabatmu bukan?
Heyy! Mengapa kau mengarang cerita
baru padanya?
Heyy!! Mengapa ia tiba-tiba
menjauhiku?
Heyy! Rupanya kau yang
mengajaknya pergi..
Aku tau cintaku tidak
terbalaskan..
Aku sudah terluka karnanya..
Akan tetapi, mengapa ia harus
pergi…..
Terlebih pergi karna bujuk
rayumu.
Kau sahabatku kan?