Yogyakarta. Kota sejuta kenangan dan kota
kerinduan. Kota dimana kamu mampu menemukan beragam hal unik, mulai dari
kuliner maupun kerajinan tangan/craft. Begitu banyak orang kreatif yang terus
berusaha untuk mengembangkan ide-ide mereka. Untungnya, pemerintah kota Yogyakarta
mendukung positif hal ini diantaranya Dinas Koperasi UKM D I Yogyakarta serta
PLUT-KUMKM D I Yogyakarta. Banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh
dinas/organisasi tersebut, salah satunya Gelar Produk Craft dan Fashion
Yogyakarta yang diikuti oleh lebih dari 20 UKM dan fashion unggulan pada tanggal 22-23 Maret 2019 yang sayang banget untuk dilewatkan.
Dan kali ini, aku bakal berbagi cerita dan keseruan
yang aku lakukan di event Gelar Produk Craft dan Fashion Yogyakarta serta Pesta Kuliner. Beberapa hari
ini, Yogyakarta terus-terusan diguyur hujan lebat sejak pagi. Namun, sepertinya
hari ini alam berpihak padaku, cuaca Yogyakarta sedari pagi sangat cerah! Bikin
makin semangat buat dateng ke Gelar Produk Craft dan Fashion Yogyakarta. Tapi
di sana kamu tidak hanya menemukan kerajinan tangan dan fashion aja loh, ada
beberapa jenis makanan yang unik dan tentu aja bikin perut keroncongan. Event ini diadakan di area Pyramid,
Jalan Parangtritis dan dimulai pukul 09.00
Biasanya, niatku untuk keluar di pagi hari pada
saat weekend itu 0%. Tapi demi bisa dateng ke acara ini, aku udah siap
dari pagi! Aku sampai di event pukul 09.00, tepat pada saat event dimulai. Para
pelaku usaha sudah siap dengan dagangan dan barang-barang yang dipamerkan. Untuk
memulai hari, harus sarapan dulu dong! Biar kuat lahir batin. Beruntungnya aku,
ada stand Mie Des Pundong ( Mie Pedes Pundong ) Bu Darmi. By the way, miedes
termasuk salah satu makanan favoritku! Langsung deh buru-buru pesen, takut
keburu antri.
Miedes merupakan salah satu makanan khas yang cukup
terkenal dari daerah Bantul. Mie tersebut dibuat dari tepung pati ketela.
Rasanya asin-pedas. Enak pastinya. Sambil menunggu mie yang sedang diolah, aku
sedikit berbincang dengan pemilik stand. Rupanya Miedes Pundong Bu Darmi ini
sering banget ikut pameran macem ini. Tapi tenang, kalau kalian nggak bisa
dateng ke event seperti ini, kalian bisa dateng ke Pasar Pundong. Dan kalian
akan menemukan warung makan miedes Bu Darmi di selatan pasar Pundong.
Penjualnya pun cukup ramah dan menyenangkan, sehingga aku nggak merasa bosan
ketika menunggu. Penantianku nggak sia-sia, mienya enak banget. Kenyal.
Asin-pedesnya pas. Mantul. Mantab jiwa banget. Selain itu, ada hal unik yang ku
dapat dari perbincangan dengan Bu Darmi, Bu Darmi cukup kaget karena sebagian
besar anak muda saat ini suka banget makanan pedas. Bahkan, di hari pertama Bu
Darmi sudah menyiapkan cabai serta sambal untuk dua hari. Namun, langsung ludes
di hari pertama karena permintaan rasa pedas dari pelanggan yang cukup ekstrim.
Setelah cukup kenyang, aku berkeliling area craft
dan kerajinan. Di bagian depan, aku menemukan stand UKM Bantul “ Mandiri “ yang
berisi batik, kalung, aksesoris, hiasan dinding, tas dari batok kelapa,
gantungan kunci, lengkap pokoknya. Yah, namanya juga jiwa wanita ya. Jadi
langsung naksir semuanya. Akhirnya aku memutuskan untuk membeli hiasan jilbab
dan langsung aku pakai. Gila ini keren banget sih. Udah kayak anak milenial
yang kekinian banget gitu. Naksir berat. Harga yang ditawarkan di stand ini
cukup beragam, tapi harganya murah-murah banget. Mulai di harga 7ribu. Bahkan
dengan uang 10.000 kalian bisa beli 3 gantungan kunci/gelang yang keren banget.
Nih aku sertain fotonya biar kalian nggak penasaran.
Berlanjut ke stand selanjutnya, ada salah satu
stand yang menginspirasi aku! Namanya “ Angel Hand Made “ . Ada pernak-pernik
yang berbahan dasar plastik kresek. Daur ulang plastik kresek. Saat pertama
kali melihat, aku sedikit tidak percaya. Bagaimana mungkin sebuah plastik
kresek bisa menjadi benda sekeren dan secantik ini? Rupanya, pemilik dari Angel
Hand Made terinspirasi dari sebuah pelatihan pembuatan tas dari daur ulang
plastik, namun sayangnya beliau tidak dapat menjahit. Kemudian dengan ide
kreatifnya, jadilah benda-benda di bawah ini :
Keren dan cantik banget ya? Tenang, kalian bisa
menemukan “ Angel Hand Made “ di area pyramid setiap harinya. Namun, sayang
banget nih, pemilik “Angel Hand Made “ belum berani memasarkan produknya
melalui online. Padahal, ini saatnya kita bersaing dan memasarkan produknya
lewat dunia maya. Semoga PLUT-KUMKM dan Dinas Koperasi UKM D.I Yogyakarta
segera mengadakan pelatihan pemasaran dan teknik berjualan melalui media online
/ marketplace yang ada!
Kali ini, beralih ke pesta kuliner! Ada banyak
makanan unik di sini. Salah satunya Dawet Daun Pisang. Iya. Daun Pisang. Awalnya
aku pikir itu hanya sekedar nama, namun, ternyata produk tersebut benar-benar
menggunakan daun pisang sebagai pewarna hijau. Selain itu, tepung yang
digunakan pun dari tepung pisang. Sayangnya, kalian hanya dapat menemukan Dawet
Daun Pisang di pameran-pameran atau pesta kuliner. Tapi jangan sedih, kalian
bisa pesan juga melalui nomor WA di bawah ini. Selain itu, bagi kalian yang mau
KKN dan belum punya program ataupun kalian ingin memberdayakan warga desa,
Dawet Daun Pisang membuka program pelatihan bersama. Silahkan langsung menghubungi kontak person
yang ada di bawah ini ya!
Sebelum pulang, aku tidak sengaja melihat penjual
lupis. Salah satu kue khas Yogyakarta. Sayang banget buat dilewatkan, harganya
pun murah. Hanya 5.000 saja!
Semoga event semacam ini diperbanyak, sehingga
para pelaku usaha/UKM merasa dan memiliki tempat untuk memasarkan produk. Dan
mungkin sesekali diselipkan konsep-konsep “ milenial “ agar generasi muda
semakin tertarik untuk datang ke event ini!
No comments:
Post a Comment